Gejala pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dengan pemerintah semakin dianggap penting dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal itu setidaknya berlaku bagi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan. Melalui Surat Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan No. 005/683.1-Bid.Data/2017, sebanyak sepuluh orang dosen ditetapkan menjadi tenaga pendamping pengembangan ekonomi kreatif di Tangerang Selatan. Adapun dosen-dosen tersebut adalah: Pitri Yandri, Roosita Meilani Dewi, Adi Musharyanto, Imal Istimal, Novitri Landong Namora Sihombing, Wiwin Erna Ekawati, Nur Aini, Tito Siswanto, Asriyal, dan Sulistyo Seti Utami. Sepuluh orang dosen tersebut dilantik melalui kegiatan ”Pengukuhan dan Pembekalan Pendampingan Ekonomi Kreatif di Kota Tangerang Selatan”. Kegiatan dilaksanakan di Kampoeng Anggrek Resto, Serpong, Kota Tangerang Selatan (8/12/2017). Pekerjaan ini tentu menantang bagi dosen karena dua sebab utama: [1] pekerjaan ini adalah arena bagi dosen untuk melakukan pengabdian terhadap masyarakat; dan [2] sekaligus menjadi arena laboratorium lapangan untuk menggagas sebuah ide-ide kreatif yang bisa dikembangkan ke dalam tema-tema riset dan pengabdian kepada masyarakat. LP3M ucapkan selamat bekerja bagi seluruh dosen yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Yayat Sujatna Peroleh Predikat Best Presenter
Berita membanggakan kembali hadir. Adalah Yayat Sujatna, dosen STIE Ahmad Dahlan, yang menyajikan makalahnya dengan judul “Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kota Tua Jakarta” di Forum Community Development National Symposium 2017: Empowering Society through Financial Literacy and Inclusion for Development. Acara yang dihelat Universitas Sampoerna itu dilaksanakan di Hotel Aryaduta Jakarta, pada 8/12/2017 dimanfaatkan Sujatna untuk menyajikan makalah hasil penelitiannya. Dalam forum tersebut pula Sujatna berhasil menyabet prestasi Best Presenter. Dalam wawancara via whatsapp messanger Sujatna menyatakan, ”penyajian makalah ini bentuk dari komitmen saya terhadap tugas keprofesian dan sekaligus berkontribusi bagi pembangunan nasional dalam bentuk perumusan ide dan gagasan bagi perbaikan”. Ketika ditanya perihal digunakan untuk apa hadiah uang sebesar Rp. 1 juta dari penyelenggara, Sujatna menyatakan: ”belum tau, karena orang-orang (staf) di LP3M meminta ditraktir mie ayam”, pungkasnya sambil tertawa. LP3M ucapkan selamat atas prestasi tersebut, dan tentu menunggu realisasi rencara traktirannya.**